Abi di Saweuk asuh pengajian perdana Radad setelah Idhul Adha

Pengajian perdana Radad (Rabithah Alumni Dayah Darussalam) wilayah Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe setelah lebaran Idhul Adha dapat dikatakan sangat sukses, sebab suasana pengajian terlihat begitu hidup dan semarak.
Abi di Saweuk sebagai pengasuh pengajian kali ini mengupas tafsir dari beberapa ayat Al-Quran. Tafsir yang dijadikan sebagai rujukan utama adalah Kitab Tafsir Shawi. Kitab Tafsir Shawi adalah Hasyiah dari Kitab Jalalain yang dikarang oleh dua ulama besar yaitu Jalaluddin Mahalli dan Jalaluddin As-Sayuthi.
Abi di Saweuk menggunakan metode pengajian yang lebih mengarah kepada diskusi. Setelah membaca matan kitab, membandingkan dengan matan kitab lainnya dan memaparkan isi dari matan, lalu beliau memberi peluang kepada jamaah untuk menanggapi dan mengkritisi.

Tanggapan yang diberikan oleh peserta pengajian sifatnya adalah bebas. Jika ada peserta yang memiliki pandangan berbeda, dipersilahkan untuk menjelaskannya secara mendetil. Begitu juga jika ada kritikan, dipersilahkan untuk mengkritisi setajam mungkin. Tentunya tidak terlepas dari adab yang berlaku dan menjadi tradisi dayah.

Metode inilah yang membuat nuansa pengajian ilmiyah terasa lebih bergairah. Dari segi kualitas pengajian dapat dikatakan sudah sukses. Meskipun masih ada beberapa point yang harus terus diuprage pada jadwal pengajian bulan depan.

Ahlu Sunnah wal Jamaah

Diskusi sempat mengarah kepada tema Syiah dan Ahlu Sunnah wal Jamaah. Menurut Abi di Saweuk, firqah firqah (kelompok) yang ada dalam Islam semuanya mengaku sebagai Ahlu Sunnah wal Jamaah.

Lalu, untuk memastikan yang mana aswaja sejati dan aswaja Kw diperlukan pemahaman yang mendalam tentang makna "sunnah" itu sendiri yang ada dalam istilah "ahlu Sunnah wal jamaah".

Dengan demikian, kita akan menemukan pemikiran yang moderat sesuai dengan prinsip ahlu sunnah wal jamaah. Otomatis, gaya berfikir "kebenaran absolut" akan hilang dengan sendirinya.

Dan itulah problema yang sedang terjadi dalam kehidupan sekarang. Terlalu gampang menyalahkan orang lain karena berbeda keilmuan dan amalan di bidang cabang syariat. Padahal jika dicek lebih mendalam masih sama sama dalam bingkai ahlu sunnah wal jamaah.

Diakhir pengajian, Abi di Saweuk juga menginformasikan bahwa sudah ada pergerakan pergerakan yang dilakukan oleh kelompok diluar Ahlu Sunnah. Dan referensi yang digunakan kelompok tersebut sedang beliau kaji dan telaah dengan lebih mendalam.

Tanpa terasa, jam telah menunjukkan pukul 12.30. Pertanda waktu Shalat Zuhur akan segera tiba. Dan pengajianpun "terpaksa" ditutup dulu, meskipun banyak hal yang masih perlu dikupas. Setelah melaksanakan Shalat berjamaah, peserta makan siang bersama dengan menu ala kadar. Alhamdulillah.

0 Response to "Abi di Saweuk asuh pengajian perdana Radad setelah Idhul Adha"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel