Memahami Fadhilah Surat Al-Fatihah dalam Tafsir Shawi

Oleh: Tgk Ahmad Alfajri

Dalam Tafsir Jalalain, tidak ada satu riwayatpun yang dikutip oleh dua pengarangnya tentang kelebihan atau fadhilah Surat al-Fatihah. Hal ini dapat dimengerti, sebab metode penulisan yang digunakan adalah singkat, padat dan jelas. Selain itu, fokus penulisan Tafsir Jalalain adalah menjelaskan makna-makna ayat. Imam Jalalain hanya menghidangkan inti sari tafsir saja agar mudah diserap dan dipahami oleh semua golongan.
Kitab Futuhat al-Makkiyah, Juzuk 1.
Adapun dalam Tafsir Shawi, Syekh Ahmad bin Muhammad Al-Maliki hanya mengutip satu Hadis saja tentang kelebihan Surat Al-Fatihah. Hadis yang dikutip tersebut, bersumber dari Ibnu Arabi dan merupakan hadis yang musalsal (berantai) dengan sumpah oleh semua perawi yang terlibat. Berdasarkan dari hadis tersebut, Ibnu Arabi menyarankan agar Basmalah dibaca bersama Hamdalah dalam satu nafas tanpa putus.

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين

Sanad dan hadis tersebut adalah:

Ibnu Arabi berkata: Demi Allah yang Maha Agung, pada tahun 601 Hijriah di kota Mosul, Abu al-Hasan Ali abu Al-Fath Al-Thayib berkata: Demi Allah yang Maha Agung, Saya telah mendengar langsung secara lafaz dari Abu Bakar yaitu abu Al-Fadhl bin Muhammad Al-Khatib Al-Harawi, Beliau berkata: Demi Allah yang Maha Agung, kami menerima sebuah hadits secara lafzi dari Abu Bakar al-Syasi al-Syafii, beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Abdullah yang populer dengan panggilan Abi Nasr al-Sarkhas.

Beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, kami diberitahu oleh Muhammad bin al-Fadhl, beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, kami diberitahu oleh Muhammad bin Yahya al-Waraq al-Faqih, beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Muhammad bin al-Hasan al-'Alawi al-Zahid. Beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Musa bin Isa. Beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Abu Bakar al-Raji'i.

Beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Anas bin Malik. Beliau berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Nabi Muhammad al-Musthafa. Rasulullah bersabda: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Jibril. Jibril berkata: Demi Allah yang maha agung, saya diberitahu oleh Israfil.

Israfil berkata: Allah berfirman: Wahai Israfil, Demi keagunganku: barangsiapa membaca basmalah 1 kali disertai dengan bacaan Fatihatul Kitab, maka persaksikanlah bahwa Aku akan mengampuni dosanya, Aku akan menerima semua kebaikan yang dikerjakannya, Aku akan melupakan semua kesalahan dan kesilapannya, lidahnya tidak akan Aku bakar dengan api neraka, dia akan aku lepaskan dari azab kubur, azab neraka, nestapa kiamat, dan dia akan berjumpa denganKu sebelum para nabi dan Aulia.

Siapa Ibnu Arabi?

Sepanjang sejarah, terdapat dua tokoh yang memiliki cukup banyak persamaan. Lahir di Negara yang sama yaitu Andalusia, Spanyol. Sama-sama dikenal sebagai ulama besar yang ahli dalam berbagai bidang keilmuan. Dan bahkan kedua-duanya memiliki panggilan yang sama dan hanya dibedakan dengan 2 huruf saja yaitu alif dan lam. Ibnu 'Arabi dan Ibnu al-'Arabi adalah dua sosok yang memerlukan fokus dan ketelitian yang lebih agar tidak tertukar.

Ibnu al-Arabi (menggunakan alif lam) adalah panggilan terhadap seorang tokoh yang memiliki nama asli yaitu Muhammad bin Abdullah. Seorang pakar hukum dan juga mendapat jabatan sebagai Qadhi di Sevilla, Spanyol. Lahir pada tahun 468 H dan wafat pada tahun 543 H. Salah satu kitab tafsir karangan beliau yang sangat populer adalah Ahkam al-Quran.

Adapun Ibnu Arabi (tanpa alim lam) yang dimaksudkan oleh pengarang Tafsir Shawi adalah Ibnu Arabi pengarang kitab Futuhat al-Makkiyah dan seorang sosok yang terkenal memiliki pemikiran sufi yang kontroversial. Ada dua alasan sehingga kami mengambil kesimpulan demikian. Pertama, hasil penelusuran langsung ke sumber dari footnote yang dicantum oleh Syekh Ahmad al-Shawi yaitu Faidh al-Kabir syarahan atas kitab al-Jami' ma'a al-Shaghir.

Kedua, Ibnu al-Arabi dalam Ahkam al-Qurannya menyatakan secara tegas bahwa hanya ada dua hadis Nabi saja yang menyebutkan tentang kelebihan surat Al-Fatihah. Dan kedua hadis tersebut bukanlah hadis yang disebutkan oleh pengarang Kitab Shawi. Beliau bahkan mengklaim bahwa selain dari kedua hadis tersebut Fadilah surah al-Fatihah tidak tidak dapat dijadikan sebagai rujukan. Pernyataan ini sangat kontradiktif dengan pernyataan pengarang Kitab Shawi ;Syekh Ahmad Al-Maliki, di mana beliau menyatakan bahwa terdapat sangat banyak hadis-hadis tentang kelebihan surat al-Fatihah.

Ibnu Arabi memiliki nama lengkap yaitu Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Al-Hatimi. Beliau lebih populer dengan panggilan Ibnu Arabi. Tetapi ada juga di sebahagian wilayah lebih populer dengan panggilan Al-Hatimi. Beliau merupakan keturunan Arab dari suku Ta'i dan lahir pada tanggal 17 Ramadhan 560 H di negara Andalusia, Spanyol.

Ibnu Arabi adalah seorang tokoh sufi kontroversial, di mana terdapat tiga barisan ulama yang memiliki pandangan berbeda. Barisan pertama adalah barisan para penentang Ibnu Arabi dan memfatwakan secara tegas bahwa Ibnu Arabi sesat dan murtad. Ibnu Taymiyah merupakan salah seorang tokoh yang berada di barisan terdepan dan sangat getol memploklamirkan kezindiqan Ibnu Arabi. Diantara tokoh lainnya adalah Burhanuddin al-Buqa'i yang menulis sebuah kitab yang khusus mengungkap kesesatan Ibnu Arabi yaitu: Tanbih al-Ghabi ila Takfiri Ibnu Arabi (informasi untuk orang-orang tolol tentang kekafiran Ibnu Arabi).

Barisan kedua adalah barisan yang menganggap bahwa Ibu Arabi tidaklah sesat, tetapi sudah berada di tingkat tertinggi dalam dunia kesufian. Diantara tokoh yang berada di barisan terdepan membela Ibnu Arabi adalah Imam Sayuthi. Beliau menulis sebuah kitab khusus untuk membela Ibnu Arabi dari segala tuduhan sesat, zindiq dan murtad. Adalah kitab beliau yang bernama Tanbiah al-Ghabi bi Tabriah Ibnu Arabi (informasi untuk orang-orang tolol tentang bersihnya Ibnu Arabi) adalah tangkisan atas serangan dari kitab Burhanuddin al-Buqa'i di atas.

Barisan ketiga adalah barisan ulama yang ditemukan pernah menyatakan kesesatan Ibnu Arabi dan pada kesempatan lain menyatakan bahwa Ibnu Arabi adalah seorang Waliyullah yang sangat tinggi derajatnya. Adalah Syekh Izzuddin bin Abdissalam, seorang ahli ilmu hakikat terkemuka di masanya pernah menyatakan bahwa Ibnu Arabi adalah Zindiq. Di sore hari, saat tiba waktu berbuka puasa, Izzuddin bin Abdussalam menyatakan secara langsung kepada Syekh Salahuddin bahwa Ibnu Arabi adalah Wali Qutub. Salahuddin yang menerima dua informasi berbeda dalam satu hari merasa bingung dan bertanya kepada Izzuddin: mengapa pernyataan di pagi hari dan sore hari bisa berbeda 27 derajat?, Izzuddin menjawab: saya hanya ingin menyelamatkan syariat lahiriah.


0 Response to "Memahami Fadhilah Surat Al-Fatihah dalam Tafsir Shawi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel